Tampilkan postingan dengan label perbedaan ideologi terbuka dan ideologi tertutup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perbedaan ideologi terbuka dan ideologi tertutup. Tampilkan semua postingan

Senin, 04 Maret 2019

PERBEDAAN IDEOLOGI TERBUKA DENGAN IDEOLOGI TERTUTUP

PERBEDAAN IDEOLOGI TERBUKA DENGAN IDEOLOGI TERTUTUP - Ideologi berasal dari kata "idea" dan "logos". Menurut Kaelan idea adalah suatu gagasan atau ide, konsep, pengertian dasar atau cita-cita, sedangkan logos bermakna ilmu. Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat menuju ke hal yang mereka impikan. secara umum terdapat dua jenis. Pertama adalah ideologi terbuka dan kedua adalah ideologi tertutup, adapun  perbedaan diantaranya keduanya adalah sebagai berikut:

PERBEDAAN IDEOLOGI TERBUKA DENGAN IDEOLOGI TERTUTUP


Ideologi Terbuka
  1. Memiliki sistem pemikiran yang terbuka.
  2. Nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.
  3. Dasar pembentukan ideologi bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil musyawarah dan kesapakatan antara masyarakat itu sendiri.
  4. Tidak diciptakan oleh negara, melainkan masyarakat itu sendiri sehingga ideologi tersebut adalah milik seluruh rakyat atau anggota masyarakat.
  5. Tidak hanya dibenarkan, melainkan dibutuhkan oleh seluruh masyarakat.
Ideologi Tertutup
  1. Sistem pemikiran yang tertutup.
  2. cenderung untuk memaksa mengambil nilai-nilai ideologi dari luar masyarakatnya yang tidak sesuai dengan keyakinan dan pemikiran masyarakatnya.
  3. dasar pembentukannya adalah cita-cita atau keyakinan ideologis perseorangan atau suatu kelompok orang
  4. pada dasarnya ideologi tertutup diciptakan oleh negara, dalam hal ini penguasa negara yang mutlak harus diikuti oleh seluruh warga masyarakat.
  5. pada hakikatnya ideologi tersebut hanya dibutuhkan oleh penguasa negara untuk melanggengkan kekuasaannya dan cenderung memiliki nilai kebenaran hanya dari sudut pandang penguasa saja.